Cara Bandar Memainkan Psikologis Investor Ritel
Dalam investasi saham, psikologis sangat berpengaruh terhadap hasil seorang investor saham. Tidak peduli seberapa besar modal, secanggih apapun sistem trading, jika psikologisnya tidak benar maka trading plan yang sudah dibuat bisa berantakan..
Investor ritel sering berharap setelah beli saham, harganya langsung naik. Tapi kenyataannya tidak demikian. Bandar butuh waktu untuk melakukan akumulasi, bisa memakan waktu sampai berbulan-bulan. Wajar saja, karena bandar punya duit dengan jumlah yang besar. Jika duitnya langsung dihabiskan, harga saham yang dibeli akan melonjak signifikan. Untuk itu, mereka akan melakukan akumulasi secara diam-diam agar tidak menarik perhatian investor ritel.
Ritel yang tidak sabaran, akan menjual sahamnya sedangkan bandar terus melakukan akumulasi. Setelah bandar muatannya penuh, mereka akan menaikkan harga sahamnya secara signifikan. Ritel yang telah membuang sahamnya tadi akhirnya menyesal.
Aksi bandar menaikkan harga secara signifikan membuat para investor ritel tertarik untuk ikut membeli saham yang sedang dinaikkan bandar. Forum-forum saham menjadi ramai membahas saham tersebut dan banyak orang yang merekomendasikan untuk membelinya.
Namun setelah investor ritel beli, harganya malah dibawa turun. Bandar sangat tahu psikologis investor ritel. Mereka tahu kelemahan investor ritel, yaitu tidak sabaran dan mudah panik. Bandar akan mengusir penumpang gelap atau investor yang ingin cepat kaya. Makanya setelah investor ritel beli, harganya dibuat turun supaya ritel cutloss.
Setelah ritel cutloss, bandar akan melakukan akumulasi lagi dengan harga yang murah. Lalu bandar kembali mengangkat harga sahamnya tingi-tinggi dan membuat investor ritel gigit jari.
Jadi, kalau kita ingin profit dari saham sebetulnya sangat mudah. Tidak perlu mengejar harga yang sudah naik tinggi. Cukup beli saham di harga murah dan tunggu bandar menaikkan harganya, intinya kita harus bersabar.
Semoga bermanfaat ..
0 Response to "Cara Bandar Memainkan Psikologis Investor Ritel"
Post a Comment